Dinas Pertanian Jombang Perkirakan 21 Ribu Hektar Padi Siap Panen Pada Maret 2025

Ilustrasi

Jombang, Jejakjurnalis.co.id – Dinas Pertanian Kabupaten Jombang memprediksi bahwa sekitar 21 ribu hektar, atau sekitar 60 persen dari total 35 ribu hektar tanaman padi di daerah tersebut, akan mengalami masa panen raya pada bulan Maret 2025. Jika dilihat dari periode Januari hingga April 2025, total tanaman padi yang siap panen diperkirakan mencakup area seluas 35 ribu hektar.

Data ini diperoleh dari Dinas Pertanian (Duster) Kabupaten Jombang. Menurut informasi dari Dinas Pertanian, kondisi tanaman padi secara umum cukup baik, meskipun ada beberapa titik yang mengalami serangan penyakit kresek.

Bacaan Lainnya

“Kami menerima laporan dari berbagai lokasi dan berdasarkan pengamatan, pertumbuhan tanaman padi terlihat cukup positif,” ungkap Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Jombang, Moch Rony.

Dari data yang dimiliki, Rony meyakini bahwa potensi panen tahun ini masih dapat dipastikan maksimal, meskipun ada beberapa titik yang mengalami gangguan dari hama. “Ada beberapa lokasi yang terkena serangan hama kresek. Namun, kami telah mengambil langkah untuk mengendalikannya bersama petani, dan secara keseluruhan kondisi pertumbuhan tanaman cukup baik,” tegas Rony.

Lebih lanjut, Rony menyampaikan bahwa pihaknya akan memastikan pengawalan yang ketat dari fase budidaya hingga masa panen. “Kami berusaha melakukan berbagai upaya, termasuk pengendalian hama dan pemilihan bibit, sehingga prosesnya berjalan dengan baik,” tambahnya.

Sementara itu, Muhammad Husin, Pemimpin Cabang Bulog Mojokerto, menyatakan kesiapan pihaknya untuk menyambut panen raya padi tersebut. Ia menegaskan bahwa Bulog akan siap menerima sebanyak apa pun hasil panen petani. “Setelah kami mendapatkan data mengenai panen, kami akan langsung melakukan pembelian gabah dari petani,” jelasnya.

Saat ini, Dinas Pertanian juga sedang melakukan pemetaan dan pembelian gabah petani dengan merujuk pada Harga Pembelian Pemerintah (HPP) untuk tahun 2025. Rinciannya adalah Gabah Kering Sawah (GKS) dengan harga Rp 6. 500 per kilogram. “Gabah Kering Sawah yang telah dipanen harus bersih, dikemas dalam karung, dan siap untuk diangkut,” kata Muhammad Husin.

Pemetaan dan pembelian ini, menurut Husin, akan terus dilakukan hingga akhir April 2025. “Target sementara adalah hingga akhir April 2025,” pungkasnya. (Dit)

 

Editor : Ade

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *